Sepanjang 44 Km Pantai Indramayu Tergerus Abrasi ujunggebang bergaya-Gelombang pasang laut jawa yang dikenal masyarakat Kabupaten Indramayu dengan sebutan angin baratan yang melanda perairan Indramayu beberapa waktu lalu, tidak hanya meluluhlantakan areal tambak tetapi juga menimbulkan abrasi. Setiap musim baratan terjadi tanah darat sepanjang sekitar 10 meter ludes tergerus gelombang, kondisi seperti itu menimbulkan ancaman serius bagi penduduk yang tinggal dipesisir pantai. Seperti yang terjadi di sepanjang pesisir pantai Eretan Kecamatan Kandanghaur, pesisir Patrol hingga Sukra, sepanjang pantai Dadap , Limbangan dan pantai Glayem Kecamatan Juntinyuat. Di pantai Glayem misalnya, gerusan abrasi telah menerobos tempat wisata sepanjang satu Kilometer dan mengancam kepermukiman warga. Kondisi yang sama juga dialami warga disekitar pesisir Ujung Gebang Kecamatan Sukra, abrasi diwilayah tersebut tidak hanya mengancam permukiman namun sudah menenggelamkan ribuan hektare areal persawahan. Warga berharap, pemerintah segera melakukan upaya mengatasi abrasi yang setiap tahun menjadi masalah bagi masyarakat setempat. Sementara itu menyikapi abrasi Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan ( Diskanla ) Kabupaten Indramayu Ir. Abdul Rosyid Hakim mengatakan, bentang wilayah pesisir sepanjang 114 km diakui sebagai daerah rawan abrasi. “ Dalam catatan Diskanla terdapat sedikitnya 44 km pesisir yang mengalami abrasi, 15 km diantaranya dalam kategori sangat parah," ungkapnya. Meski tidak menyebutkan angka pasti namun Hakim menyatakan, kerugian akibat abrasi di Kabupaten Indramayu mencapai angka milyaran rupiah. Penanganan rehabilitasi lahan kritis akibat abrasi sulit dilakukan secara cepat, pasalnya selain karena keterbatasan anggaran, sulitnya penanganan abrasi juga diakibatkan oleh kondisi tanah pesisir yang cenderung mudah terkikis gelombang. ( dedi gunawan asli anak ujunggebang ). |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar