Sabtu, 16 April 2011

NIat dan ikhlas dalam beramal


Dari Abu `Abdurrahman `Abdullah bin `Umar bin Khatthab ra. berkata: "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Dulu sebelum kamu ada tiga orang berjalan-jalan kemudian mereka mendapatkan sebuah gua yang dapat dimanfaatkan untuk berteduh, maka mereka pun masuk ke dalamnya. Kemudian tiba-tiba ada batu dari atas bukit yang menggelinding dan menutupi pintu gua itu sehingga mereka tidak dapat keluar.
Salah seorang di antara mereka berkata: "Sesungguhnya tidak ada yang dapat menyelamatkan kamu sekalian dari bencana ini kecuali bila kamu sekalian berdoa kepada Allah ta'ala dengan menyebutkan amal-amal shalih yang pernah kalian perbuat". Salah seorang di antara mereka berkata: "Wahai Allah, saya mempunyai ayah ibu yang sudah tua renta dan saya biasa mendahulukan memberi minuman susu kepada kedua-nya sebelum saya memberikannya kepada keluarga dan budak. Pada suatu hari saya terlambat pulang dari mencari kayu dan saya temui keduanya sudah tidur, saya terus memerah susu untuk persediaan minum keduanya. Karena kudapatkan keduanya telah tidur maka saya enggan untuk membangunkannya dan saya pun tidak akan memberi minum susu itu baik kepada keluarga maupun kepada budak sebelum saya memberi minum kepada ayah bunda. Saya tunggu ayah bunda hingga terbit fajar barulah bangun keduanya itu serta kuberikan minuman susu kepada keduanya, padahal sejak malam anak-anak saya menangis dan terisak-isak dengan mengelilingi kaki saya. Wahai Allah jika saya berbuat seperti itu karena mengharapkan ridha-Mu maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini". Maka bergeserlah sedikit batu itu tetapi mereka belum bisa keluar dari gua itu. 
Yang lain berkata: "Wahai Allah, sesungguhnya saya mempunyai saudara sepupu yang sangat saya cintai". Pada riwayat yang lain dikatakan: "Saya sangat mencintainya sebagaimana lazimnya orang laki-laki mencintai orang perempuan, kemudian saya ingin berbuat zina dengannya tetapi ia selalu menolaknya. Selang beberapa tahun ia tertimpa kesulitan kemudian datang kepada saya dan saya berikan kepadanya seratus dua puluh dinar dan ia sanggup menyerahkan dirinya untuk diperlakukan apa saja oleh saya kapan saja saya menginginkannya". Pada riwayat yang lain dikatakan: "Kemudian ketika saya berada di antara kedua kakinya ia berkata: "Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah kau sobekkan selaput daraku kecuali dengan jalan yang benar", kemudian saya meninggalkannya padahal dia adalah seseorang yang sangat saya cintai dan saya relakan emas (dinar) yang kuberikan kepadanya. Wahai Allah jika saya berbuat seperti itu karena mengharapkan ridha-Mu maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini". Maka bergeserlah batu itu tetapi mereka belum bisa keluar dari gua itu.
Orang yang ketiga berkata: "Wahai Allah, saya mempekerjakan beberapa karyawan dan semuanya saya gaji dengan sempurna kecuali ada seorang yang meninggalkan saya dan tidak mau mengambil gajinya lebih dulu. Kemudian gaji itu saya kembangkan sehingga menjadi banyak. Selang beberapa lama dia datang kepada saya dan berkata: "Wahai hamba Allah, berikanlah gaji saya yang dulu itu". Saya berkata: "Semua yang kamu lihat itu baik onta, sapi, kambing maupun budak yang menggembalakannya itu semua adalah gajimu". la berkata: "Wahai hamba Allah, janganlah engkau mempermainkan saya". Saya menjawab: "Saya tidak mempermainkan kamu". Kemudian dia pun mengambil semuanya itu dan tidak meninggalkannya sedikit pun. Wahai Allah jika saya berbuat seperti itu karena mengharapkan ridha-Mu maka geserkanlah batu yang menutupi pintu gua ini". Maka ber¬geserlah batu itu dan mereka pun bisa keluar dari dalam gua.dedi gunawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar